Saya masih ingat dengan jelas, pada tahun 2020, dunia mengalami guncangan akibat pandemi COVID-19. Sebagai seseorang yang bekerja di bidang kesehatan, saya merasa tekanan untuk memenuhi tanggung jawab baik profesional maupun pribadi. Dulu, waktu saya terasa melimpah—tapi sekarang, rasanya semua menjadi sangat terbatas. Tugas-tugas menumpuk dan kadang-kadang membuat saya terjebak dalam kebingungan. Seiring berjalannya waktu, saya menyadari bahwa manajemen waktu bukan sekadar keterampilan, tetapi sebuah keahlian hidup yang penting.
Krisis tersebut membawa banyak momen refleksi. Dalam satu minggu penuh kegiatan medis yang padat, ada hari di mana saya terpaksa lembur hingga larut malam, menghadiri beberapa rapat virtual sambil tetap mencoba untuk menjaga kesehatan mental dan fisik. Terlihat jelas bahwa tanpa rencana yang matang, semua usaha itu bisa menjadi kontraproduktif.
Di tengah kesibukan itu, terlintas sebuah pertanyaan: bagaimana saya dapat mengatur waktu dengan lebih baik? Saya merasa seperti penari balet yang berusaha menjaga keseimbangan—satu langkah salah bisa membuat semuanya runtuh.
Setelah banyak membaca dan berbagi pengalaman dengan rekan-rekan sejawat di sparshhospitalkhatima, saya memutuskan untuk mencoba Teknik Pomodoro sebagai pendekatan baru dalam mengelola waktu. Pada dasarnya, teknik ini membagi pekerjaan menjadi interval 25 menit penuh fokus diselingi istirahat singkat selama lima menit.
Momen pertama ketika menerapkannya cukup menantang; rasanya seperti memulai dari nol lagi. Tetapi begitu jam timer berbunyi setelah 25 menit berkonsentrasi penuh pada laporan medis atau penjadwalan janji pasien, muncul rasa kepuasan tersendiri. Istirahat lima menit itu memberi kesempatan bagi pikiran untuk beristirahat dan segar kembali sebelum melanjutkan sesi berikutnya.
Salah satu perubahan signifikan lainnya adalah membuat daftar prioritas harian setiap pagi sebelum memulai aktivitas. Biasanya di hari Senin saat minggu baru dimulai, rasa motivasi tinggi menggelora dalam diri—saya merasa siap menghadapi apa pun! Namun terkadang momentum itu tergelincir seiring berjalannya hari.
Dari pengalaman pribadi selama beberapa bulan terakhir ini bekerja dengan daftar prioritas sederhana membantu menjaga fokus dan efisiensi kerja setiap harinya. Setiap pagi sekitar pukul tujuh sebelum mulai bekerja dari rumah atau menuju rumah sakit; duduk sambil menikmati secangkir kopi hangat sambil mencatat tiga sampai lima tugas penting untuk dilakukan hari itu memang jadi ritual berharga.
Momen ketika berhasil menyelesaikan semuanya menjadikan akhir hari terasa sangat memuaskan!
Pernahkah Anda merasa terjebak dalam ‘multitasking’ yang justru merugikan? Awalnya dulu seringkali berlaku ‘berusaha melakukan banyak hal sekaligus’ tanpa sadar bahwa hasilnya justru menurun drastis karena kurangnya fokus pada satu tugas utama saja.
Sekitar tiga bulan lalu saat sepulang kerja saya bersihkan meja kerja di rumah supaya bisa memberikan lingkungan lebih kondusif untuk belajar dan bekerja intensif—free from distractions! Menghilangkan segala benda tidak perlu dari area kerja mendukung produktivitas luar biasa!
Setelah melewati proses ini selama kurang lebih delapan bulan terakhir sejak awal pandemi merebak hingga kini; saya belajar mengatur waktu bukan hanya mengenai bagaimana membagi jam tangan tetapi juga tentang menciptakan kedamaian mental saat melaksanakan tugas sehari-hari sekaligus menjalani kehidupan personal sehat serta bahagia.
Manajemen waktu menjadi alat penting bagi produktivitas kita semua—bisa membantu kita meraih tujuan tanpa harus kehilangan diri sendiri sepanjang proses berjalan!
Momen Mengharukan Saat Dunia Mulai Berubah Lagi, Apa Yang Terjadi? Pada awal tahun 2020, ketika…
Menemukan Diri Melalui Pengembangan Skill yang Tak Terduga Pada suatu pagi di tahun 2020, saat…
Musim dingin kembali tiba, dan dengan itu datanglah flu musiman yang selalu siap menghadang. Setiap…
Di lingkungan kerja yang berintensitas tinggi, seperti di sektor medis atau profesional yang berhadapan dengan…
Memiliki BPJS Kesehatan adalah jaminan penting di Indonesia, terutama saat menghadapi situasi darurat atau penyakit…
Kenapa Aku Mencintai Pelajaran Tentang Penyakit Umum dan Apa Manfaatnya? Pendidikan tentang penyakit umum bukan…